Marah adalah emosi yang wajar dan manusiawi. Meski demikian, kemarahan harus diatasi dan tidak dibiarkan “meledak” hingga membahayakan diri sendiri dan orang lain. Tentu kita tidak ingin merusak hubungan sosial dengan teman atau keluarga hanya karena perasaan marah yang tidak dikendalikan.
Kemarahan datang dalam berbagai bentuk, seperti cemburu, benci, dendam, frustasi, dan lain-lain. Bahkan, kemarahan bisa menyamar sebagai kritik dan kebosanan. Sebagaimana emosi lainnya, marah adalah keadaan yang kompleks dan selalu melibatkan perasaan, pikiran, dan perubahan tubuh.
Meski demikian, kemarahan sulit untuk dikategorikan, sebagaimana dikutip dari Yoga Journal. Pasalnya, setiap orang memiliki cara merespons yang berbeda-beda. Semua emosi juga mempunyai variasi dan campuran dengan emosi lainnya.
Misal, perasaan cemburu adalah gabungan antara kemarahan, ketakutan, dan kesedihan. Sylvia Boorstein, seorang psikoterapis, mengatakan bahwa tidak ada perasaan yang eksklusif satu sama lain.
Ketika Boorstein menemui pasien yang marah, ia akan bertanya, “Apa yang membuatmu takut dan apa yang membuatmu sedih?”.
Stephen Cope, psikoterapis dan guru Yoga Kripalu, mengatakan bahwa di dalam yoga, kemarahan dipandang sebagai energi yang hadir di tengah pengalaman fisik dan mental. Sebagaimana energ lainnya, kemarahan harus dibendung dengan pertahanan psikologis.
Menyangkal atau menekan kemarahan hanya akan memunculkannya dalam gelombang yang lebih besar. Puncaknya, kemarahan bisa menjadi boomerang untuk diri sendiri atau melukai orang lain.
Cope menawarkan asana sebagai penawar terbaik untuk kemarahan. Dilansir dari Yoga Journal, Cope mengatakan bahwa asana memungkinkan kita untuk menggerakkan energi sehingga tepat dijadikan sebagai penawar kemarahan.
Perlu digarisbawahi, kemarahan bermanifestasi dengan cara yang berbeda pada setiap orang sehingga perlakuannya pun harus berbeda. Beberapa orang mampu menawar amarah dengan olahraga sedang, menjauh dari situasi provokatif, atau berlatih pernapasan dalam.
Sementara itu, bagi beberapa orang lainnya, latihan yoga yang melatih kesadaran mampu mempercepat keluarnya amarah dari tubuh. Dengan demikian, mengenali diri sebelum menemukan cara yang tepat mengendalikan kemarahan juga penting dilakukan.
Kenali diri, sadari dan terima kemarahan yang dirasakan, dan cobalah melakukan upaya untuk mengendalikannya. Menekan kemarahan terus-menerus hanya akan menimbulkan ledakan yang lebih besar di kemudian hari.